Disini saya akan menjelaskan sedikit tentang
budaya saya yaitu budaya papua. Walaupun sebenarnya saya bukan asli orang
papua, tapi saya lahir dan dibesarkan oleh kedua orangtua saya di tanah papua,
sehingga kebudayaan papua sudah melekat pada diri saya dan saya sangat
mencintai dan merindukan pulau Papua karena disana kebahagiaan saya karena
disana saya dapat berjumpa dengan orang-orang yang saya sayangi.
Papua
adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau
Papua atau bagian paling timur Papua memang memiliki daya tarik dan eksotisme
tersendiri. Selain memiliki pemandangan yang luar biasa sebagai pemanja mata,
provinsi paling terujung Indonesia ini memiliki aneka ragam budaya Dan pesona
Burung endemik Tanah Papua yaitu Cendrawasih serta keunikan dari suku yang
bermukim di dalamnya. Salah satunya diantaranya adalah Suku Dani yang mendiami
sebuah wilayah di Lembah Baliem, Wamena, Papua.
Asal-usul budaya suku
dani papua.
Meskipun banyak orang menyebut mereka dengan sebutan Suku Dani, namun orang Suku Dani sendiri menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya adalah selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengadakan upacara serta penyembelihan babi.
Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih mengenakan Koteka yang terbuat dari kunden kuning. Para wanitanya pun masih menggunakan pakaian berjuluk wah yang berasal dari rumput serat dan tinggal di Honai-Honai sebuah gubuk yang beratapkan jerami atau ilalang.
Sebagian masyarakat Suku Dani sudah memeluk agama Kristen, akibat pengaruh misionaris Eropa yang pernah datang ke lokasi tersebut sekitar tahun 1935. Kendati demikian Suku Dani masih memiliki kepercayaan adat yang lebih dikenal dengan konsep yang dinamakan Atau yang dipercaya bahwa segala kesaktian yang dimiliki oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Kesaktian tersebut antara lain kesaktian menjaga kebun, kesaktian mengobati atau menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya, serta kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam. Suku Dani juga memiliki simbol yang mereka namakan Kaneka. Lambang tersebut dipakai saat upacara tradisi yang bersifat keagamaan.
Meskipun suku dani tinggal di hutan-hutan dengan iklim tropis yang sangat kaya akan flora dan fauna papua ini masih melakukan serangkaian upacara adat, salah satunya adalah Rekwasi. Rekwasi adalah sebuah upacara adat yang dilakukan untuk menghormati para leluhur. Di Rekwasi, para prajurit biasanya akan membuat tanfa dengan lemak babi, kerang, bulu-bulu, kus-kus, sagu rekat, getah pohon mangga, dan bunga-bungaan di bagian tubuh mereka. Saat melakukan upacara ini, para peserta juga melengkapi dirinya dengan senjata tradisional seperti tombak, kapak, parang, dan juga busur beserta anak panahnya.
Kepercayaan suku Dani menganut konsep yang dinamakan Atou. Artinya adalah segala kesaktian yang dipunya oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Menurut budaya suku Dani, jenis kesaktian tersebut antara lain adalah kesaktian agar bisa punya kekuatan untuk menjaga kebun, kesaktian agar mampu mengobati atau menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya dan kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam.
Meskipun banyak orang menyebut mereka dengan sebutan Suku Dani, namun orang Suku Dani sendiri menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya adalah selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengadakan upacara serta penyembelihan babi.
Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih mengenakan Koteka yang terbuat dari kunden kuning. Para wanitanya pun masih menggunakan pakaian berjuluk wah yang berasal dari rumput serat dan tinggal di Honai-Honai sebuah gubuk yang beratapkan jerami atau ilalang.
Sebagian masyarakat Suku Dani sudah memeluk agama Kristen, akibat pengaruh misionaris Eropa yang pernah datang ke lokasi tersebut sekitar tahun 1935. Kendati demikian Suku Dani masih memiliki kepercayaan adat yang lebih dikenal dengan konsep yang dinamakan Atau yang dipercaya bahwa segala kesaktian yang dimiliki oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Kesaktian tersebut antara lain kesaktian menjaga kebun, kesaktian mengobati atau menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya, serta kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam. Suku Dani juga memiliki simbol yang mereka namakan Kaneka. Lambang tersebut dipakai saat upacara tradisi yang bersifat keagamaan.
Meskipun suku dani tinggal di hutan-hutan dengan iklim tropis yang sangat kaya akan flora dan fauna papua ini masih melakukan serangkaian upacara adat, salah satunya adalah Rekwasi. Rekwasi adalah sebuah upacara adat yang dilakukan untuk menghormati para leluhur. Di Rekwasi, para prajurit biasanya akan membuat tanfa dengan lemak babi, kerang, bulu-bulu, kus-kus, sagu rekat, getah pohon mangga, dan bunga-bungaan di bagian tubuh mereka. Saat melakukan upacara ini, para peserta juga melengkapi dirinya dengan senjata tradisional seperti tombak, kapak, parang, dan juga busur beserta anak panahnya.
Kepercayaan suku Dani menganut konsep yang dinamakan Atou. Artinya adalah segala kesaktian yang dipunya oleh para leluhur suku Dani diberikan secara turun temurun kepada kaum lelaki. Menurut budaya suku Dani, jenis kesaktian tersebut antara lain adalah kesaktian agar bisa punya kekuatan untuk menjaga kebun, kesaktian agar mampu mengobati atau menyembuhkan penyakit sekaligus menghindarinya dan kesaktian untuk memberi kesuburan pada tanah yang digunakan untuk bercocok tanam.
Namun,,, dengan seiring berjalannya waktu dan
jaman semakin hari semakin modern untuk menjumpai orang papua yang menggunakan
baju adat papua yang disebut koteka itu sudah sangat jarang terlihat, rumah
adat papua pun sudah jarang di temui. Hanya tinggal beberapa kelompok keluarga
saja yang masih tinggal di pedalaman yang masih menggunakan rumah adat serta
baju adat papua. Sedangkan orang papua yang tinggal di kota sudah tidak
menggunakan lagi baju serta rumah adat papua. Saat ini baju adat papua di buat
bukan untuk di pakai melainkan di buat sebagai oleh-oleh/cendra mata jika ada
orang dari luar kota yang berkunjung. Biasanya kita dapat berjumpa dengan
pedagang yang menjual baju adat senjata adat dll itu di bandara atau di
pelabuhan yang ada di papua.
selama saya sekolah dan mempelajari beberapa kebudayaan di Indonesia, yang paling menarik untuk di ketahui kebudayaannya itu adalah kebudayaan dari papua karena papua mempunyai keunikan tersendiri dalam kesenian dan kebudayaannya.
selama saya sekolah dan mempelajari beberapa kebudayaan di Indonesia, yang paling menarik untuk di ketahui kebudayaannya itu adalah kebudayaan dari papua karena papua mempunyai keunikan tersendiri dalam kesenian dan kebudayaannya.
Kesenian dan Kebudayaan Papua :
Papua memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya, kesenian
dan kebudayaan tersebut sangat unik dan menarik. Berikut beberapa kesenian dan
kebudayaan yang ada di Papua :
Bahasa
Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik
yang ada di Papua. Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan kesulitan dalam
berkomunikasi antara satu kelompok etnik dengan kelompok etnik lainya. Oleh
sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan secara resmi oleh masyarakat-masyarakat
di Papua bahkan hingga ke pedalaman. Namun ada masyarakat yang tidak mengerti
bahasa Indonesia karena minimnya pendidikan yang ada di Papua
Pakaian Tradisional
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya.
Pakaian adat itu memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa bentuk
burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta
rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Namun ada juga masyarakat suku pedalaman
Papua yang hanya menggunakan koteka dalam membalut tubuhnya
Rumah Adat
Rumah adat Papua memiliki nama Rumah Honai, dimana bahan yang
diguanakan untuk membuat rumah Honai yaitu dari kayu dengan dan atapnya
berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah tradisional
Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya rumah Honai
terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur
sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk
mengerjakan kerajinan tangan.
Tari Tradisional
Papua memiliki berbagai macam tarian yang unik dan menarik,
seperti tari selamat dating yang merupakan tarian khas papua yang menggambarkan
kegembiraan hati para penduduk dalam menyabut para tamu terhormat yang datang
ke wilayah mereka. Tari ini memiliki gerakan yang menarik, dinamik dan
dilakuakan dengan semangat. Ada juga tarian sajojo .tarian ini adalah
sejenis tari pergaulan rakyat yang berasal dari papua.dan lirik lagu dalam tari
sajojo bercerita tentang seorang gadis cantik yang di idolakan oleh
pemuda-pemuda di kampungnya.jenis tarian ini adalah tarian grup yang tidak di
batasi jumlah penarinya .
Senjata Tradisional
Papua memiliki senjata tradisional yang digunakan untuk melawan
musuh. Seperti pisau belati papua yang terbuat dari tulang kaki burung kasuari
dan bulu burung tersebut yang menghiasi pinggiran belati tersebut. Namun ada
senjata lain yang biasanya di gunakan yaitu busur dan panah serta lembing yang
digunakan untuk berburu.
Makanan Khas
Makanan khas papua yaitu sagu yang di buat jadi bubur atau yang
dikenal dengan nama papeda. Masyarakat papua biasanya menyantap papeda bersama
kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan di bumbui
kunyit dan jeruk nipis.
Alat Musik
Papua memiliki banyak alat musik tradisional salah satunya yaitu
tifa. Tifa merupakan salah satu alat musik pukul yang bentuknya hampir mirip
dengan gendang. Alat musik Tifa terbuat dari kayu yang mana pada bagian tengah
kayu tersebut dibuat lubang besar yang dibersihkan. Lalu diujung salah satu
kayu tersebut ditutup dengan mengunakan kulit rusa yang telah dikeringkan yang
berfungsi agar alat musik Tifa ini bisa menghasilkan suara yang indah dan bagus
Kerajinan Tangan
Masyarakat papua biasanya membuat kerajinan tangan yang di buat
dari bahan-bahan yang tersedia dialam. Seperti kerajinan tas yang bernama
Noken. Kerajinan ini di buat dari kulit kayu yang di anyam, dan warna yang
diguanakan berasal dari pewarna alami akar tumbuhan dan buah-buahan. Noken ini
biasa di gunakan dan di bawah dengan menyangkutkan noken di atas kepala.
Selain keunikan-keunikan yang sudah di
sebutkan di atas ada juga yang menurut saya sangat menjadi daya tarik provinsi
papua ini,yakni indahnya pemandangan, indahnya pemandangan laut dan pantainya, dan hutan-hutan yang masih lebat.
Yang menjadi objek parawisataawan untuk datang ke papua hanya untuk merasakan
dan melihat pemandangan sunset, pemandangan bawah laut yang begitu indah.
gambar pantai waiwo,raja ampat,papua.
gambar bawah laut,pantai waiwo
hutan Lindung,di sorong,papua barat
Nah itu adalah sedikit penjelasan
tentang kebudayaan papua.
Sangat indah bukan, sayang bila
semuanya harus musnah. Maka dari itu saya sebagai warga Negara Indonesia yang
cinta akan kebudayaan yang ada di negeri tercinta republic Indonesia ini
Menyayangkan bila kebudayaan
Indonesia ini harus musnah karena jaman yang semakin modern ini. Maka dari itu
solusi dari saya untuk bisa menjaga kelestarian kebudayaan yang ada di Indonesia
ini dengan Melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia bias juga dengan
mencintai kebudayaan dan melindungi kebudayaan supaya kebudayaan ini
berkembang. Mempelajari dan mengenal berbagai macam kebudayaan yang ada di
Indonesia agar timbul di dalam diri seseorang untuk menjaga kebudayaan
Indonesia dari pengaruh kebudayaan luar yang negatif. Bersama – sama
pemerintah mengembangkan dan memajukan kebudayaan – kebudayaan di setiap daerah
terutama di daerah – daerh terpencil yang masih kurang mendapat perhatian dari
pemerintah ataupun masyarakat di kota – kota maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar